Negotiable Bill of Lading memiliki peran yang sangat penting dalam perdagangan internasional. Hampir semua barang fisik yang Anda temui, baik dalam bentuk bahan mentah maupun produk jadi, kemungkinan besar telah dicatat dalam Bill of Lading. Salah satu aspek utama yang perlu dipahami adalah sifat negosiasi dari Bill of Lading dan implikasinya dalam pengangkutan barang.
Pengertian Negotiable Bill of Lading
Secara sederhana, Negotiable Bill of Lading adalah kontrak terbuka yang memungkinkan pihak yang ditunjuk dalam dokumen tersebut untuk mengalihkan kepemilikan barang yang sedang diangkut kepada pihak lain yang tidak tercantum dalam dokumen awal. Transfer kepemilikan ini dapat digunakan untuk memfasilitasi Letter of Credit atau transaksi jual beli barang selama proses pengiriman. Agar dapat digunakan sebagai negotiable bill of lading, dokumen ini harus berupa salinan asli untuk menghindari kesalahan dalam pelepasan kargo oleh operator kapal.
Terdapat kondisi di mana penggunaan negotiable bill of lading menjadi keharusan dan di mana non-negotiable bill of lading lebih disarankan. Artikel ini akan membahas pengertian, manfaat, dan situasi di mana dokumen ini diperlukan.
Siapa yang Dapat Menerbitkan Negotiable Bill of Lading?
Secara umum, terdapat dua jenis penyedia layanan logistik yang dapat menerbitkan Bill of Lading:
- Vehicle Operated Common Carrier (VOCC): Penyedia layanan yang memiliki kapal atau pesawat sendiri untuk mengangkut barang, seperti Maersk Line, DHL, CMA-CGM, dan COSCO Shipping Line.
- Non-Vehicle Operated Common Carrier (NVOCC): Penyedia layanan pihak ketiga, seperti freight forwarder, yang bertindak sebagai perantara antara pemilik barang dan VOCC.
Kedua jenis penyedia layanan logistik ini dapat menerbitkan negotiable bill of lading, kecuali dalam perdagangan internasional yang melibatkan Letter of Credit, di mana penerbitannya diatur oleh persyaratan Letter of Credit tersebut.
Peran Penyedia Layanan Logistik
Baik VOCC maupun NVOCC, bertindak sebagai pemegang sementara barang yang sedang dalam perjalanan hingga barang tersebut tiba di pelabuhan tujuan dan diterima oleh pembeli yang berhak. Oleh karena itu, terdapat tiga informasi utama yang harus dicantumkan dalam Bill of Lading:
- Consignor (Eksportir)
- Consignee (Importir)
- Notify Party
Jika pihak importir belum ditentukan atau pembelian barang dibiayai oleh fasilitator perdagangan, maka seorang "Custodian" consignee akan dicantumkan dalam dokumen tersebut. Hal ini menjadikan dokumen tersebut sebagai negotiable bill of lading.
Cara Menentukan Apakah Bill of Lading Bersifat Negotiable atau Non-Negotiable
Untuk membedakan Bill of Lading yang bersifat negotiable atau non-negotiable, cukup periksa bagian consignee. Jika tertulis "To the Order of ..." di depan nama consignee, maka dokumen tersebut bersifat negotiable. Dalam hal ini, penyedia layanan logistik akan mengikuti instruksi dari custodian consignee mengenai pengalihan kepemilikan barang.
Kapan Menggunakan Negotiable Bill of Lading?
Negotiable Bill of Lading biasanya digunakan dalam dua skenario utama:
-
Penjualan Barang Selama Transit
- Lebih umum dalam pengangkutan barang curah dibandingkan dengan kargo dalam kontainer.
- Contoh:
- Penjual A menjual barang curah ke Pembeli B.
- Pembeli B menjual kembali barang tersebut kepada Pembeli C dan D saat barang masih dalam perjalanan.
- Pembeli C dan D berada di lokasi yang sama, tetapi berbeda dengan lokasi Pembeli B.
- Untuk memungkinkan transaksi ini, Pembeli B harus mengatur Split Bill of Lading dengan mencantumkan “To the Order of Buyer B” pada dokumen asli.
-
Letter of Credit
- Digunakan dalam transaksi perdagangan internasional yang didanai oleh bank.
- Bank bertindak sebagai pemegang barang hingga semua persyaratan Letter of Credit terpenuhi.
- Dalam Bill of Lading, bank akan dicantumkan sebagai custodian consignee, misalnya: "To the Order of Bank Z".
Kapan Tidak Perlu Menggunakan Negotiable Bill of Lading?
Jika pembeli akhir barang sudah diketahui sejak awal, maka penggunaan negotiable bill of lading tidak diperlukan. Beberapa jenis Bill of Lading lainnya seperti Seaway Bill, Straight Bill of Lading, dan Original Bill of Lading merupakan contoh dokumen yang bersifat non-negotiable.
Transfer Risiko dalam Penjualan Barang Selama Transit
Saat barang sedang dalam perjalanan, INCOTERMs digunakan untuk menentukan kapan risiko pengangkutan barang berpindah dari penjual ke pembeli. Sebagai contoh, dalam skema FOB (Free on Board), risiko pengangkutan berpindah kepada pembeli saat barang dinaikkan ke kapal.
Namun, dalam kasus penjualan barang selama transit, transfer risiko harus dijelaskan dengan jelas dalam perjanjian jual beli. Hal ini penting karena pembeli perantara tidak memiliki kesempatan untuk memeriksa kualitas barang sebelum transaksi selesai. Oleh karena itu, disarankan untuk menyiapkan asuransi laut guna menghindari kerugian finansial yang tidak terduga.
Dengan memahami konsep dan penerapan negotiable Bill of Lading, para pelaku perdagangan internasional dapat mengelola risiko dan transaksi mereka dengan lebih efektif.
© 2025 Indonesian Export Channel